Asalberita.com – Manchester City dikabarkan telah mengambil langkah antisipasi terhadap kemungkinan Pep Guardiola meninggalkan klub pada akhir musim 2024/25. Meskipun belum ada kepastian mengenai masa depannya, pihak manajemen menyatakan tidak akan menghalangi jika sang pelatih memutuskan untuk pergi.
Tekanan Besar di Tengah Performa Buruk
Keputusan ini muncul di tengah situasi sulit yang dihadapi Manchester City musim ini. Setelah tersingkir dari Liga Champions di babak play-off oleh Real Madrid, tim asuhan Guardiola mengalami kesulitan di kompetisi domestik. Saat ini, The Citizens tertahan di peringkat keempat Premier League. Mereka hanya unggul satu poin dari para pesaing yang berusaha menggeser mereka dari zona Liga Champions.
Performa yang kurang meyakinkan ini menjadi pukulan bagi klub yang dalam beberapa tahun terakhir mendominasi sepak bola Inggris. Guardiola, yang dikenal dengan standar tinggi dalam taktik dan filosofi bermainnya, kini dihadapkan pada tantangan besar untuk mengembalikan tim ke jalur kemenangan.
Di luar lapangan, Manchester City juga menghadapi 115 tuduhan pelanggaran finansial dari Premier League. Hal tersebut menambah tekanan bagi Guardiola dan jajaran manajemen klub. Jika kasus ini berujung pada sanksi berat, seperti pengurangan poin atau larangan bermain di kompetisi Eropa, masa depan klub dan sang pelatih bisa semakin tidak menentu.
Sikap Manajemen: Menghormati Keputusan Guardiola
Menurut laporan The Telegraph, meskipun Guardiola belum memberikan indikasi jelas mengenai kepergiannya, pihak manajemen sudah bersiap secara mental untuk menghadapi skenario tersebut. Seorang sumber dari klub mengungkapkan, “Jika Pep ingin pergi, kami tidak akan menghalanginya.”
Pernyataan ini menunjukkan sikap klub yang menghormati kebebasan sang pelatih dalam menentukan masa depannya. Guardiola sendiri telah beberapa kali menegaskan bahwa keputusannya bertahan atau hengkang akan didasarkan pada perasaan pribadinya serta kondisi tim.
Langkah yang diambil Manchester City ini juga bertujuan untuk membantu para suporter beradaptasi dengan kemungkinan perubahan besar di bangku kepelatihan. Dalam beberapa tahun terakhir, Guardiola telah menjadi sosok sentral dalam kesuksesan klub. Kepergiannya dapat berdampak besar pada dinamika tim dan strategi permainan mereka.
Warisan Pep Guardiola di Manchester City
Sejak bergabung dengan Manchester City pada 2016, Guardiola telah membangun salah satu tim terkuat di Eropa. Di bawah kepemimpinannya, klub berhasil meraih enam gelar Premier League, dua Piala FA, dan satu trofi Liga Champions—gelar yang sebelumnya tidak pernah mereka menangkan.
Gaya bermain berbasis penguasaan bola yang diterapkannya membuat Manchester City menjadi tim yang dominan di Inggris dan Eropa. Selain prestasi trofi, Guardiola juga berperan dalam mengembangkan banyak pemain, seperti Kevin De Bruyne, Phil Foden, dan Erling Haaland, yang kini dianggap sebagai salah satu pemain terbaik di dunia.
Namun, kesuksesan tersebut kini berada dalam ancaman. Musim ini, tim mengalami penurunan performa yang cukup signifikan dibandingkan musim-musim sebelumnya. Guardiola dihadapkan pada tantangan besar untuk kembali membangkitkan motivasi dan performa pemain-pemainnya. Jika gagal, Manchester City bisa kehilangan kesempatan bermain di Liga Champions musim depan. Hal tersebut sulit dibayangkan mengingat dominasinya dalam beberapa tahun terakhir.
Apakah Pep Guardiola Akan Mencari Tantangan Baru?
Salah satu alasan yang bisa mendorong Guardiola untuk hengkang adalah keinginannya untuk mencari tantangan baru. Sebelumnya, ia pernah mengambil jeda dari dunia kepelatihan setelah meninggalkan Barcelona pada 2012, sebelum akhirnya kembali melatih Bayern Munich pada 2013.
Jika situasi di Manchester City terus memburuk, kemungkinan Guardiola akan mempertimbangkan opsi serupa. Ada beberapa klub besar yang mungkin tertarik untuk merekrutnya jika ia memutuskan hengkang, termasuk Paris Saint-Germain yang selalu mencari pelatih dengan filosofi permainan menyerang. Selain itu, tim nasional Spanyol juga bisa menjadi opsi menarik jika ia ingin mencoba pengalaman baru di level internasional.
Manchester City Harus Bersiap Menghadapi Masa Depan
Jika Guardiola benar-benar pergi pada musim panas 2025, Manchester City harus mencari pengganti yang mampu melanjutkan filosofi dan standar tinggi yang telah dibangun olehnya. Klub kemungkinan akan mencari pelatih dengan gaya permainan yang mirip, seperti Xabi Alonso yang saat ini sukses bersama Bayer Leverkusen atau bahkan mantan asisten Guardiola sendiri, Mikel Arteta.
Bagaimanapun, keputusan akhir tetap berada di tangan Guardiola. Musim 2024/25 bisa menjadi titik balik bagi Manchester City, baik dalam hal prestasi di lapangan maupun transisi kepelatihan yang akan menentukan masa depan klub di era pasca-Guardiola.