Asalberita.com – Chelsea sukses menancapkan kuku mereka di zona Liga Champions usai meraih kemenangan krusial atas Liverpool dalam lanjutan pekan ke-35 Premier League 2024/2025. Pertandingan yang digelar di Stamford Bridge, London, pada Minggu malam (5/4/2025) itu menjadi sorotan utama, mengingat Liverpool baru saja dinobatkan sebagai juara Liga Inggris musim ini. Namun, status sang juara tidak menghalangi ambisi Chelsea untuk meraih tiga poin yang sangat mereka butuhkan demi menjaga asa finis di empat besar klasemen.
Rotasi Pemain Liverpool Hambat Permainan
Manajer Liverpool, Arne Slot, memutuskan untuk merombak formasi dengan melakukan enam pergantian pemain dari tim utama yang sebelumnya memastikan gelar juara setelah menundukkan Tottenham Hotspur di Anfield. Keputusan ini berdampak langsung pada performa The Reds di atas lapangan. Rotasi besar tersebut membuat ritme permainan Liverpool tampak tidak sinkron dan kurang bertenaga, terutama di lini tengah dan pertahanan. Chelsea, yang tampil lebih agresif dan penuh motivasi, dengan sigap memanfaatkan celah ini untuk mendominasi jalannya pertandingan sejak menit awal.
Gol Cepat Enzo Fernandez Mengguncang Liverpool
Chelsea langsung tampil menggebrak sejak peluit pertama dibunyikan. Baru tiga menit berjalan, Enzo Fernandez membawa tim tuan rumah unggul. Pemain asal Argentina itu masuk ke kotak penalti dengan timing yang tepat dan menyambut umpan silang Pedro Neto untuk menggetarkan jala gawang Liverpool. Gol cepat ini langsung mengguncang mental para pemain Liverpool, yang tampak kesulitan keluar dari tekanan Chelsea.
Gol Bunuh Diri Quansah Perlebar Keunggulan Chelsea
Memasuki babak kedua, dominasi The Blues terus berlanjut. Pada menit ke-56, penetrasi brilian dari Cole Palmer ke jantung pertahanan Liverpool membuat barisan belakang tim tamu panik. Van Dijk yang berniat menghalau bola justru memantulkannya ke tubuh Jarell Quansah, dan si kulit bundar malah berbelok arah ke dalam gawang sendiri. Gol bunuh diri ini menggandakan keunggulan Chelsea menjadi 2-0 dan membuat para suporter tuan rumah bergemuruh.
Liverpool Gagal Manfaatkan Peluang
Liverpool tidak tinggal diam dan mencoba memberikan perlawanan. Arne Slot memasukkan beberapa pemain kunci termasuk Darwin Nunez dan Mohamed Salah untuk menambah daya gedor. Namun, peluang demi peluang yang mereka miliki gagal dikonversi menjadi gol. Salah satu momen terbaik datang saat Nunez mendapatkan ruang tembak di kotak penalti, tapi penyelesaian akhirnya melebar. Salah juga menyia-nyiakan kesempatan emas dengan tembakan yang tak akurat.
Palmer Menjamin Kemenangan Chelsea dengan Penalti
Di sisi lain, Cole Palmer hampir mencetak gol ketiga untuk Chelsea ketika tendangannya membentur tiang gawang di penghujung laga. Liverpool sempat memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1 pada menit ke-85 lewat sundulan tajam Virgil van Dijk memanfaatkan sepak pojok. Namun, harapan Liverpool untuk menyamakan skor sirna setelah Chelsea kembali mendapat peluang emas di menit akhir.
Beberapa detik sebelum pertandingan usai, Quansah melakukan pelanggaran terhadap Moises Caicedo di dalam kotak penalti. Wasit tanpa ragu menunjuk titik putih. Palmer, yang menjadi eksekutor, tampil tenang dan sukses mengakhiri rangkaian 18 pertandingan tanpa gol dari titik penalti untuk Chelsea. Skor 3-1 pun bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.
Persaingan Ketat di Zona Liga Champions
Chelsea kini mengoleksi 63 poin—jumlah yang sama dengan Newcastle United yang duduk di posisi keempat klasemen sementara. Menariknya, kedua tim juga memiliki selisih gol identik (+21), yang menambah panas tensi jelang pertemuan langsung mereka di St James’ Park pekan depan. Pertandingan itu diprediksi akan menjadi penentu siapa yang lebih layak mengisi satu tempat terakhir di zona Liga Champions.
Chelsea Bangun Kepercayaan Diri
Kemenangan atas Liverpool tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri skuad asuhan Enzo Maresca, tetapi juga menunjukkan bahwa Chelsea sedang berada di jalur yang tepat dalam membangun kembali dominasi mereka di kancah sepak bola Inggris. Sementara bagi Liverpool, kekalahan ini menjadi pengingat bahwa rotasi besar tetap harus disertai konsistensi dan kehati-hatian, meskipun gelar juara telah digenggam.