Asalberita.com – Samuele Ricci menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak ragu ketika mendapat tawaran dari AC Milan. Ia menganggap tawaran tersebut sebagai peluang emas yang tak bisa dilewatkan begitu saja. Dalam konferensi pers pada Rabu (9/7/2025), Ricci diperkenalkan secara resmi sebagai bagian dari skuad Rossoneri setelah menyelesaikan proses transfer senilai 25 juta euro dari Torino. Pemain berusia 23 tahun ini menjadi salah satu rekrutan utama Milan untuk memperkuat lini tengah mereka menghadapi musim baru.
Langkah Besar dalam Karier Samuele Ricci
Ricci mengungkapkan bahwa bergabung ke Milan adalah pencapaian penting dalam perjalanan kariernya. Ia merasa bersyukur atas semua yang telah diberikan oleh Torino selama masa pengabdiannya di klub tersebut. Klub asal Turin itu telah berperan besar dalam pembentukan karakter dan peningkatan kualitas permainannya. Ia pun sempat mengunggah pesan perpisahan di media sosial sebagai bentuk apresiasi kepada klub lamanya. Menurutnya, keputusan untuk pindah ke Milan merupakan langkah besar yang diambil dengan penuh pertimbangan dan keyakinan, terutama karena Milan adalah klub dengan sejarah panjang, tradisi kuat, dan nama besar di panggung sepak bola dunia.
Janji Samuele Ricci untuk Balas Kepercayaan Klub
Lebih lanjut, Ricci menyatakan bahwa ia siap membayar kepercayaan yang telah diberikan oleh manajemen Milan. Ia berkomitmen untuk memberikan performa terbaik di setiap kesempatan yang diberikan, baik dalam sesi latihan maupun di pertandingan resmi. Untuk musim depan, Ricci akan menggunakan nomor punggung 4, nomor yang biasanya melambangkan posisi sentral dan peran vital di lini tengah..
Kenyamanan Bersama Massimiliano Allegri
Ia juga menyoroti hubungannya dengan pelatih baru Milan, Massimiliano Allegri. Menurut Ricci, Allegri bukan hanya pelatih hebat yang telah meraih berbagai prestasi di level tertinggi, tetapi juga sosok yang memiliki kepribadian hangat dan mudah didekati. Keduanya sama-sama berasal dari wilayah Tuscany di Italia, dan menurut Ricci, hal tersebut membuat komunikasi di antara mereka terasa lebih cair. Ia merasa cocok dengan pendekatan pelatih yang sering kali disertai candaan, namun tetap tegas dan fokus dalam membangun tim.
Soal Perbandingan dengan Reijnders
Ricci juga memberikan tanggapan soal kepergian Tijjani Reijnders, yang musim panas ini resmi bergabung dengan Manchester City. Ia menyadari bahwa ada ekspektasi besar dari publik dan media yang mungkin akan membandingkan dirinya dengan Reijnders. Namun, Ricci menolak untuk terjebak dalam perbandingan. Ia menegaskan bahwa dirinya dan Reijnders adalah dua pemain dengan karakteristik yang berbeda. Reijnders dikenal sebagai gelandang yang produktif dan memiliki kemampuan menyerang yang tajam. Sementara Ricci lebih melihat dirinya sebagai pemain yang mengutamakan keseimbangan dan distribusi bola. Ia menyebut mungkin tidak akan mencetak 10 gol dalam semusim, tetapi yakin bisa berkontribusi dalam cara yang berbeda demi kepentingan tim.
Kesempatan Belajar dari Luka Modric
Salah satu hal yang paling dinantikannya adalah kesempatan untuk berlatih dan bermain bersama Luka Modric. Gelandang legendaris asal Kroasia tersebut akan segera merapat ke Milan setelah Real Madrid tersingkir dari Piala Dunia Antarklub 2025. Ricci mengaku bahwa beberapa tahun lalu ia tidak akan pernah membayangkan bisa satu tim dengan pemain sekelas Modric. Ia menilai Modric sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah ada, dengan visi bermain dan teknik yang luar biasa. Bagi Ricci, kehadiran Modric di tim adalah kesempatan emas untuk belajar sebanyak mungkin, baik dalam hal taktik, sikap profesional, maupun cara menghadapi tekanan di level tertinggi.
Siap Serap Ilmu dan Tumbuh Bersama Tim
Ia mengatakan bahwa dirinya harus menjadi seperti spons, menyerap setiap ilmu dan pengalaman yang bisa ia dapatkan dari Modric dan rekan-rekan setim lainnya. Ricci ingin terus berkembang, bukan hanya sebagai pemain, tetapi juga sebagai pribadi yang bisa memberi kontribusi maksimal untuk Milan di masa depan. Ia berharap proses adaptasinya berjalan mulus dan bisa segera menyatu dengan gaya bermain tim. Ambisinya sederhana: bekerja keras, belajar dari yang terbaik, dan memberikan segalanya untuk membawa Milan kembali ke puncak kejayaan.