Asalberita.com – Dalam laga klasik antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta yang berlangsung pada Selasa, 24 September 2024, di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, terjadi kerusuhan yang berujung pada aksi kekerasan. Setelah pertandingan yang berakhir dengan kemenangan Persib 2-0, sejumlah oknum suporter Bobotoh terlibat dalam pengeroyokan terhadap para steward yang bertugas menjaga ketertiban selama pertandingan berlangsung.
Jumlah Korban dan Penanganan Medis
Menurut laporan, lebih dari 10 orang steward menjadi korban dalam insiden ini. Dari jumlah tersebut, delapan orang dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Otto Iskandardinata di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, untuk mendapatkan perawatan medis. Wakil Direktur Pelayanan RSUD Otto Iskandardinata, Irvan Agusta, menyampaikan bahwa para korban datang pada waktu yang berbeda-beda. Korban mulai tiba di rumah sakit pada pukul 18.38 WIB, disusul korban lainnya pada pukul 20.00 WIB dan 23.20 WIB.
Sebagian besar korban mengalami luka ringan di bagian wajah dan kepala akibat bentrokan fisik yang terjadi. Dari delapan korban yang dirujuk ke rumah sakit, tujuh di antaranya sudah diperbolehkan pulang karena hanya mengalami luka ringan, seperti lecet-lecet atau luka dangkal. Namun, satu orang korban masih harus menjalani perawatan lebih lanjut karena mengalami cedera kepala ringan. Irvan Agusta menjelaskan bahwa kondisi korban yang dirawat tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Termasuk CT Scan yang dijadwalkan akan dilakukan pada hari Rabu, 25 September 2024.
Konfirmasi dari Pihak Rumah Sakit
Direktur Utama RS Otto Iskandardinata, Yani Sumpena, membenarkan bahwa dari delapan korban pengeroyokan, satu orang masih dalam perawatan karena mengalami cedera kepala. Meskipun cedera tersebut tergolong ringan, pihak rumah sakit tetap mengambil tindakan pencegahan dengan melakukan pemeriksaan CT Scan untuk memastikan tidak ada komplikasi serius yang terjadi. Yani juga menambahkan bahwa tujuh korban lainnya sudah kembali ke rumah masing-masing setelah mendapat perawatan atas luka ringan yang mereka alami.
Reaksi dari Ketua Umum Viking Persib Club
Insiden kekerasan ini menuai reaksi dari berbagai pihak, termasuk Ketua Umum Viking Persib Club (VPC), Tobias Ginanjar. Melalui pernyataannya di media sosial, Tobias dengan tegas menyayangkan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh sekelompok oknum suporter Bobotoh. Ia menegaskan bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat dibenarkan. Terutama di dalam dunia sepak bola yang seharusnya menjadi ajang sportifitas dan persatuan. Tobias juga mengingatkan bahwa membalas kekerasan dengan kekerasan hanya akan memperburuk situasi, bukan menyelesaikan masalah.
Menurut Tobias, aksi kekerasan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini dijunjung tinggi oleh komunitas suporter, termasuk Viking Persib Club. Ia menekankan bahwa perjuangan melawan kekerasan tidak boleh dilakukan dengan cara yang sama. Karena hal tersebut hanya akan merusak citra klub dan merugikan banyak pihak, terutama para korban yang tidak bersalah. Tobias mengajak seluruh suporter untuk tetap menjaga ketertiban dan menjauhi tindakan anarkis, baik di dalam maupun di luar stadion.
Meningkatnya Kasus Kekerasan di Dunia Sepak Bola Indonesia
Kerusuhan yang terjadi di laga Persib vs Persija ini menambah daftar panjang insiden kekerasan di dunia sepak bola Indonesia, yang sering kali melibatkan suporter. Meskipun pihak keamanan sudah berusaha mengendalikan situasi, masih ada oknum-oknum yang memilih untuk melakukan kekerasan. Baik terhadap sesama suporter maupun terhadap petugas yang bertugas menjaga keamanan pertandingan. Diharapkan dengan adanya tindakan tegas dari pihak berwenang serta kesadaran dari komunitas suporter, kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang.
Harapan dan Tindakan Lanjutan
Pemerintah daerah serta aparat kepolisian diharapkan dapat melakukan investigasi lebih lanjut untuk menindak pelaku pengeroyokan. Hal ini diharapkan dapat memberi efek jera dan mencegah terulangnya tindakan kekerasan di dunia sepak bola Indonesia. Sementara itu, para korban yang terluka, terutama steward yang masih dirawat, mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak agar segera pulih dan bisa kembali beraktivitas normal.
Pentingnya Menjaga Sportifitas dan Solidaritas
Di tengah kemeriahan dunia sepak bola, kasus kekerasan seperti ini kembali mengingatkan pentingnya menjaga sportifitas dan solidaritas dalam olahraga. Kekerasan tidak hanya mencoreng pertandingan, tetapi juga membawa dampak buruk bagi banyak pihak. Upaya bersama diperlukan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut, demi menjaga keamanan dan keindahan olahraga sepak bola di Indonesia.