Priosoccer.com – Meskipun Indonesia menghadapi kekalahan telak 1-3 dari Irak dalam laga Grup D Piala Asia 2023, pelatih Shin Tae-yong tetap menyiratkan optimisme terkait potensi perkembangan timnya. Ia menilai bahwa kekurangan pengalaman, terutama di kalangan pemain muda, menjadi faktor utama di balik hasil tersebut.
Pertandingan Sulit: Kekalahan 1-3 dari Irak
Pada pertandingan yang berlangsung di Ahmad bin Ali Stadium pada Senin (15/1/2024), Indonesia harus menelan pil pahit dengan kekalahan 1-3 dari Irak. Meskipun Marselino Ferdinan berhasil mencetak gol balasan, keunggulan Irak terlihat melalui gol-gol yang dicetak oleh Mohanad Ali, Rashid Osama, dan Aymen Hussien. Hasil ini menambah catatan negatif setelah kekalahan dalam pertemuan sebelumnya di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Perlawanan Lebih Baik, Tapi Dominasi Tetap Ada
Meski Irak tetap mendominasi pertandingan dengan 66 persen penguasaan bola, Shin Tae-yong melihat adanya perbaikan dalam performa timnya. Statistik mencatat bahwa Indonesia hanya memiliki 34 persen penguasaan bola dengan delapan percobaan, satu di antaranya mengarah ke gawang. Meskipun hasil akhir tidak sesuai harapan, pelatih ini menilai bahwa perlawanan timnya terlihat lebih baik.
Tim Muda dengan Rata-rata Usia Termuda di Piala Asia 2023
Indonesia tampil sebagai tim dengan rata-rata usia termuda di Piala Asia 2023, yaitu 24,33 tahun. Menurut Shin Tae-yong, kekurangan pengalaman di level internasional merupakan tantangan utama. Ia menyampaikan keyakinannya bahwa pemain muda ini akan berkembang
Pelajaran Berharga dan Keyakinan Akan Perbaikan
Meski kekalahan menjadi bagian dari pembelajaran, Shin Tae-yong mengakui bahwa timnya masih harus melalui fase adaptasi. Meskipun beberapa pemain muda terlihat gugup akibat kurangnya pengalaman, pelatih ini yakin bahwa jika tim mampu mengatasi hambatan tersebut, mereka akan menjadi jauh lebih baik di masa depan.
Tantangan Berat di Timur Tengah, Pembelajaran yang Sulit
Bermain melawan tim-tim Timur Tengah di negara mereka sendiri diakui Shin Tae-yong sebagai tugas yang sulit. Meskipun kekalahan di Basra International Stadium beberapa waktu lalu terasa lebih berat, ia menilai bahwa secara keseluruhan timnya terlihat lebih kuat secara teknis dan mental.
Pelatih ini menunjukkan keyakinan bahwa setiap pertandingan menjadi langkah pembelajaran penting bagi skuadnya yang sedang membangun prestasi di tingkat internasional.